8 Hal Yang Harus Dihindari Agar SSD Awet dan Tidak Cepat Rusak

Hard disk dan SSD adalah dua perangkat dengan kemampuan sama namun memiliki cara kerja yang berbeda. Jangan memperlakukan SSD layaknya seperti Hard disk. Berikut adalah hal yang tidak boleh kamu lakukan agar SSDmu awet dan tidak cepat rusak.

Dibandingkan dengan mekanisme hard disk yang kita ketahui, SSD (Solid State Drive) sangat berbeda, mulai dari peningkatan kinerja dan kecepatan saat boot maupun membuka aplikasi. Demikian juga, SSD juga memiliki cara kerja yang berbeda dengan hard disk karena mereka menggunakan memori flash berbasis NAND daripada menggunakan bagian mekanis yang bergerak seperti hard disk biasa.

Table of Contents

Seperti pada perangkat elektronik lainnya, SSD juga memiliki kelemahan. Kamu tidak bisa memperlakukan SSD seperti halnya hard disk dalam merawatnya agar awet dan tidak cepat rusak. Jadi, jika kamu menggunakan SSD atau mungkin akan beralih menggunakan SSD, berikut adalah 8 hal yang tidak boleh dilakukan jika kamu ingin SSD awet dan panjang umur.

Hal-hal yang TIDAK boleh dilakukan jika kamu ingin SSD awet dan tidak cepat rusak

Defrag SSD

defrag ssd

Kamu sebaiknya meninggalkan kebiasaan untuk mendefrag disk penyimpanan jika kamu menggunakan SSD. Sektor penyimpanan pada SSD memiliki jumlah penulisan yang terbatas (berbeda setiap merk dan kapasitas). Jika kamu melakukan defragmentasi, kamu akan memiliki lebih banyak baca dan tulis saat alat defragmentasi memindahkan file, sehingga masa pakai SSD menjadi lebih pendek.

Selain itu, defragmentasi tidak akan membuat SSD lebih cepat. Pada mekanisme hard disk, defragmentasi bisa menambah kecepatan membaca data karena head harus bergerak di atas piringan hard disk. Jika data dalam file tersebar di seluruh drive, kepala harus bergerak untuk membaca semua bagian kecil dari file, dan ini akan memakan waktu lebih lama daripada membaca data dari satu lokasi di drive.

Tidak memperbarui firmware

ssd update firmware

Di sini kita dapat melihat perbedaan yang kontras antara Hard disk dan SSD. Firmware SSD sangat penting untuk memastikan aktivitas yang lebih efisien dalam penggunaan sehari-hari. Bisa dikatakan Firmware bertanggung jawab untuk memerintahkan pengontrol untuk melakukan operasi unit yang benar.

Tidak semua produsen SSD menyediakan software utility untuk memperbarui firmware. Biasanya hanya brand-brand terkenal saja yang menyediakannya. Sebaiknya kamu menginstal software utility tersebut jika memang tersedia dan memastikan kamu menggunakan firmware terbaru.

Menyimpan file berukuran besar

Harga SSD jauh lebih mahal per gigabyte daripada HDD. Namun, keunggulannya memiliki konsumsi daya yang lebih rendah, tidak berisik, dan kecepatan jauh lebih cepat. Sangat ideal untuk menyimpan file tertentu yang perlu diakses dengan cepat, seperti file sistem operasi, program, dan game.

Oleh karena itu, menyimpan file film, koleksi musik, foto, dan gambar pada SSD adalah ide yang buruk karena kecepatan baca tidak diperlukan dan menghabiskan banyak ruang pada disk. Kamu lebih baik menyimpan koleksi file media berukuran besar pada hard disk.

Menggunakan sistem operasi lama

windows xp

Jika kamu menggunakan SSD sebagai drive utama, tidak disarankan untuk menggunakan sistem operasi lama seperti Windows XP atau Vista. Apa alasannya? Windows XP dan Vista tidak mendukung TRIM dan juga tidak dioptimalkan untuk penggunaan SSD. Jadi sebaiknya hindari sistem operasi tersebut dan beralihlah menggunakan setidaknya Windows 7 (disarankan minimal Windows 10) jika kamu ingin SSD awet.

Singkatnya, pada Windows XP atau Vista file yang dihapus dari drive SSD, tidak ada satu pun dari sistem operasi ini yang dapat mengirim perintah TRIM ke drive, sehingga file data akan tetap berada di sektor tersebut. Selain memungkinkan pemulihan data secara teoretis, ini akan membuat kinerja sistem menjadi lebih lambat karena sistem operasi harus menghapus terlebih dahulu sebelum menulis file baru ke ruang kosong. Hal ini membuat operasi penulisan file memakan waktu lebih lama dan akan memperlambat kinerja SSD.

Nonaktifkan perintah TRIM

Setiap kali kamu menghapus file pada SSD, sistem operasi hanya akan menghapus file indeks dan mengirim perintah TRIM untuk menandai sebagai sektor yang tersedia sehingga dapat dihapus saat komputer tidak digunakan. Ini akan membuat kerja SSD menjadi jauh lebih efisien saat penulisan data baru ke SSD.

TRIM didukung oleh hampir semua sistem operasi modern (seperti Windows 7 hingga 11, dan Linux) dan disarankan agar kamu tetap mengaktifkan fitur ini, meskipun kamu dapat menonaktifkannya. (Baca : Cara mengaktifkan dan menonaktifkan TRIM di Windows)

Isi SSD hingga kapasitas maksimumnya

Cara lain untuk menjaga SSD tetap awet adalah dengan tidak mengisinya hingga tidak ada ruang kosong. Disarankan agar hanya sekitar 75% dari ruang disk yang digunakan. Ketika SSD memiliki banyak ruang kosong, maka banyak juga blok kosong. Ketika akan menulis file, itu menulis data dari file itu ke dalam blok kosong. Ketika ruang kosong SSD hampir habis, sebenarnya memiliki banyak blok yang terisi sebagian. Jadi ketika kamu menyimpan file baru, sistem akan membaca blok yang terisi sebagian ke dalam cache, memodifikasinya dengan data baru, dan kemudian menulisnya kembali ke SSD. Ini akan diulang untuk setiap blok tempat file yang akan ditulis.

Dengan kata lain, menulis pada blok kosong akan sangat cepat, tetapi menulis blok yang terisi sebagian membutuhkan lebih banyak waktu untuk membaca blok yang terisi sebagian, menyesuaikan nilai, dan kemudian menulisnya kembali.

Wipe disk SSD

Wipe disk adalah prosedur penghapusan aman yang tidak meninggalkan jejak data yang dulu disimpan di hard disk. Tindakan ini dilakukan di hard disk atau flashdisk agar data yang pernah disimpan tidak bisa dipulihkan. Cara kerjanya cukup sederhana, Windows akan menulis nol atau data sampah lainnya ke setiap sektor drive, secara paksa menimpa data apa pun yang sudah ada di sana dengan data sampah.

Dengan asumsi kamu menggunakan sistem operasi yang mendukung TRIM seperti Linux dan Windows 7 atau yang terbaru, kamu tidak perlu melakukan wipe disk pada SSD. Ini berbeda dari HDD, di mana ketika kamu menghapus data, data sebenarnya tidak dihapus. Meskipun sektor tempat data disimpan akan ditandai sebagai dihapus, data akan tetap utuh dan dapat dipulihkan dengan bantuan software recovery sampai data tersebut ditimpa. Artinya, file yang dihapus pada hard drive sebenarnya tidak langsung dihapus sampai ditimpa.

Cara kerja SSD jauh berbeda. Ketika data dihapus, maka data itu akan segera dihapus. TRIM memastikan bahwa drive SSD menghapus blok tempat data yang sedang dihapus sehingga tidak ada jejaknya dan karena itu juga tidak dapat dipulihkan kembali.

Meletakkan cache software di SSD

Untuk memperpanjang umur SSD, kamu harus menghindari akses baca/tulis yang konstan sebanyak mungkin. Kamu juga harus memperhatikan hal berikut: Jangan menjalankan aplikasi yang harus terus-menerus menulis file temporary atau file log ke SSD. Untuk mengatasi hal ini, kamu bisa memasang hard disk sebagai penyimpanan sekunder di pc atau laptop, kemudian melakukan pengaturan agar file temporary, cache dan log disimpan di hard disk. (Baca : Cara memindahkan temporary folder ke hard disk dan Cara memindahkan Cache Browser ke Hard disk) Selain itu, pengguna sistem operasi Linux sebaiknya hindari meletakkan SWAP di SSD.

Mungkin hal ini akan membuat sedikit keribetan di awal, namun hal itu sebanding jika kamu ingin SSD berumur lebih panjang dan awet.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *