News  

Pendiri Telegram Sarankan Hindari Whatsapp Karena Tidak Aman

Pavel Durov, pendiri Telegram menyebut Whatsapp sebagai alat yang memata-matai pengguna dengan backdoor ditanam.

WhatsApp merupakan aplikasi perpesanan seluler paling populer di dunia dengan lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan di seluruh dunia. Namun, pendiri Telegram membuat pernyataan yang mencengangkan. Setiap orang seharusnya menghindari menggunakan Whatsapp karena menurutnya itu adalah alat untuk memata-matai yang penuh dengan masalah keamanan.

Beberapa hari yang lalu, Pavel Durov menulis di saluran Telegramnya bahwa orang harus menggunakan aplikasi perpesanan apa pun yang mereka suka, “tetapi orang harus menjauh dari WhatsApp karena itu telah menjadi alat mata-mata selama 13 tahun.”

Durov mengatakan semua ini bukan tanpa sebab. Dua masalah keamanan telah ditemukan di WhatsApp minggu lalu. Masalah keamanan ini dapat memungkinkan eksekusi kode jarak jauh pada perangkat tertentu. Peretas hanya perlu mengatur panggilan video dengan korban atau mengirimi mereka file video yang dibuat khusus. Di tengah semua ini, WhatsApp telah merilis pembaruan keamanan untuk menyelesaikan masalah dengan kerentanan ini.

Durov, warga negara Rusia yang kini tinggal di pengasingan, menunjukkan bahwa tidak peduli seberapa banyak kita memperbarui WhatsApp ke versi terbaru, itu tidak menjamin bahwa kita aman. Dikatakan masalah keamanan yang identik dengan yang baru-baru ini ditambal ditemukan pada 2017, 2018, 2019, dan 2020. Ia juga mencatat bahwa WhatsApp tidak memiliki enkripsi end to end sebelum 2016.

Ada banyak masalah keamanan WhatsApp

“Peretas dapat memiliki akses penuh ke semua yang ada di ponsel menggunakan WhatsApp,” tulis Durov. “Setiap tahun kami mengetahui masalah di WhatsApp di mana pengguna berada dalam risiko.”

Durov mengatakan bahwa masalah keamanan ini bukanlah sebuah insiden melainkan “backdoor”, menambahkan pintu belakang baru setiap kali ditemukan dan menghapus yang lama. “Tidak masalah jika kamu adalah orang terkaya di dunia: jika kamu menginstal WhatsApp di ponselmu, mereka akan dapat mengakses semua data dari semua aplikasi di perangkatmu.”

Pada 2018, Jeff Bezon, orang terkaya di planet ini yang merupakan pendiri Amazon, ponselnya diretas melalui pesan video WhatsApp, yang diduga dikirim dari akun Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Tentu saja apa yang dikatakan Pavel Durov, bisa saja sebagai upaya menarik lebih banyak pengguna ke platformnya. Tetapi CEO Telegram itu menunjukkan bahwa Telegram memiliki 700 juta pengguna aktif dan 2 juta pendaftar harian. Hal itu membuktikan bahwa Telegram tidak memerlukan promosi dan layanan mereka berfokus pada privasi.

Meta bukanlah raksasa teknologi pertama yang dikritik oleh Durov. Dia juga pernah mengkritik Apple pada tahun 2021 dengan menyebutnya sebagai “perangkat usang mahal” dan “kembali ke abad pertengahan”. Baru-baru ini, dia mengatakan bahwa perusahaan asal Cupertino itu sengaja melumpuhkan aplikasi web dengan tidak memperbarui WebKit untuk meningkatkan instal aplikasi dari App Store.

Selain kerentanan keamanan, WhatsApp telah menghadapi banyak klaim pelanggaran privasi pengguna, termasuk kebijakan berbagi data Facebook yang kontroversial. Mereka juga pernah mendapatkan denda $ 267 juta tahun lalu karena pelanggaran GDPR (Peraturan Perlindungan Data Umum).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *